• Jumat, 27 April 2018
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
Internasional

Bersama 3 Menteri ASEAN, Menkominfo Luncurkan Digital ASEAN di Singapura

Perdagangan

Kinerja Perdagangan Bulan Maret 2018 Kembali Surplus

Energi

Wamen ESDM: Saatnya Beralih ke Teknologi Baru Pengembangan Migas

Koperasi

Koperasi Pemuda Potensial Jadi Wadah Kaderisasi Koperasi Kaum Milenial

  • Jumat, 27 April 2018
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Ekonomi
  • Industri
  • Perdagangan
  • Kelautan
  • Pariwisata
  • Energi
  • Pertanian

Potensi Energi Arus Laut Indonesia 41 Gigawatt

  • Senin, 07/08/2017 09:25
  • Oleh Endang Saputra
Berita Lainnya
  • Wamen ESDM: Saatnya Beralih ke Teknologi Baru Pengembangan Migas
  • Peta Jalan Kopi Jadi Informasi Komprehensif Dunia Kopi Indonesia dan Globa
  • Presiden: Indonesia Punya Potensi Besar Kuasai Pasar Busana Muslim Dunia
  • Konsentrasi Bangun Negari, Presiden: Jangan Habiskan Energi untuk yang Tidak Bermanfaat

JPP, SELAT SUNDA - Potensi energi berbasis konversi perbedaan temperatur arus laut (OTEC) di Indonesia diketahui sebesar 41 GigaWatt. Energi ini tidak pernah habis.

"Selain melakukan penelitian identifikasi cekungan sedimenter untuk mendukung penyiapan WK Migas, dilakukan juga pengambilan data temperatur air laut sebagai identifikasi data potensi OTEC," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Kementerian ESDM, Ediar Usman, di perairan Selat Sunda, Minggu (6/8/2017).

Ketika mengarungi perairan Selat Sunda dengan KM Geomarin III, dia mengatakan, potensi OTEC di Indonesia yang terbesar di dunia, tersebar di pantai barat Sumatera, Selatan Jawa, Sulawesi, Maluku Utara. Bali dan Lembata NTT. PPPGL telah mengkaji dan meneliti potensi OTEC pada 17 lokasi sebesar 41 GW. 

OTEC merupakan bagian dari energi baru terbarukan dan bersumber dari perbedaan temperatur air laut yang mudah ditemukan pada perairan laut tropis.

Potensi energi panas laut di perairan Indonesia diprediksi menghasilkan daya sekitar 240.000 MegaWatt. Indonesia bagian timur memiliki nilai T (perbedaan suhu) lebih besar dari Indonesia bagian barat. 

Pemanfaatan OTEC berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitarnya. Energi ini bernilai ekonomi lebih tinggi dibanding sumber energi lainnya. Energi ini menghasilkan listrik dan air murni akibat penguapan air laut. 

Penggunaan OTEC di bidang perikanan memberikan nutrisi pada biota laut di permukaan laut. Contoh pembangkit OTEC dalam skala kecil ada di Kumijima, Jepang dan Hawai. Sementara China, Korea Selatan, dan India, saat ini sedang membangun pembangkit OTEC dengan kapasitas 10 MegaWatt.

PPPGL telah merancang langkah strategis dalam riset OTEC, terutama menentukan lokasi prospek seluruh Indonesia sebagai dasar investasi OTEC. Langkah tersebut meliputi, pertama survei potensi regional dan rinci, teknis dan ekonomis.

Selanjutnya, survei potensi di Bali Utara dan Lembata menggunakan Geomarin III (2017), dilanjutkan pre studi kelayakan dan studi kelayakan (2018).

Ketiga, kajian aspek teknis dan ilmiah lainnya termasuk sosial, budaya dan ekonomi, keempat pemilihan lokasi proyek percontohan di Indonesia serta. Dan kelima dukungan pemerintah pada pengembangan OTEC.

Minggu ini (6/8), Kementerian ESDM melakukan uji coba kapal survei seismik Geomarin III di Perairan Selat Sunda untuk mencari potensi sumber daya alam (minyak dan gas bumi) serta mineral di bawah laut.

Ia menjelaskan, kapal Geomarin III merupakan kapal dengan teknologi canggih yang mampu mendeteksi adanya potensi cadangan energi baik berupa minyak atau gas di dasar laut. (ant)

  • Tags:
  • Energi Arus Kaut
  • Potensi
  • OTEC
  • ESDM
  • PPPGL

Lihat Juga

Dirjen Otda: Indonesia Tidak Bisa Dikendalikan Tersentralisasi

Program Citarum Harum Bukti Kepedulian Pemerintah Lestarikan Alam dan Air

HKI Dunia ke-18, Wapres Serahkan Lima Anugerah Kekayaan Intelektual

Anak Muda Harus Optimistis, Jangan Lembek dan Mudah Menyerah!

Kesiapsiagaan Keluarga Pondasi Ketangguhan Negara Menghadapi Bencana

Berita Terbaru

  • Menkeu: Ini Perkembangan Amerika yang Perlu Diantisipasi Indonesia

  • Pemerintah Dorong Produktivitas Lahan dan Penguatan Minyak Sawit Berkelanjutan

  • RUU AFAS Telah Disahkan DPR, Perbankan Indonesia Siap Go International!

  • Setelah Bangun Infrastruktur, Pemerintah Fokus Tingkatkan SDM Melalui Vokasi

Terpopuler

  • 01

    Perpres TKA, Menaker: Tujuan Utama Ciptakan Lapangan Kerja

  • 02

    Menaker Hanif Sebut Prosentase TKA di Indonesia Amat Sangat Kecil

  • 03

    Soal Lapangan Kerja, Hanif: Jokowi-JK Lampaui Janji Kampanye

  • 04

    FMB 9: Kepastian Izin TKA dan Perbaikan Iklim Investasi di Indonesia 

  • 05

    Terima ‘Chief Executive of Hong Kong’, Presiden Bahas Pertumbuhan Ekonomi

  • 06

    Perpres 20/2018 bukan Membebaskan TKA, tapi Penyederhanaan Perizinan

  • 07

    Ketua BKPM: Perpres TKA dorong peningkatan investasi 20 persen

  • 08

    Kemenpora Gelar Pesta Bola Piala Dunia 2018 Satu Bulan Penuh

  • 09

    SDM Terampil Digital Topang Penerapan Industri 4.0

  • 10

    Cetak Laba Hampir Empat Kali Lipat, Waskita Karya Kukuhkan Pertumbuhan

 

 

© Copyright 2018 jpp.go.id

  • Home
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer