• Sabtu, 07 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Magazine
  • Indeks
Keuangan

Australia Investasi Jutaan Dollar Untuk Garam di Nagekeo

Kemaritiman

Menko Luhut: Energi Hijau Bantu Tekan Neraca Transaksi Berjalan

Kemaritiman

12 Poin Kesepakatan KKP 2019

IPTEK

Lima Perusahaan Ini Penerima Award Loyal Customer

  • Sabtu, 07 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Ekonomi
  • Perdagangan
  • Industri
  • Keuangan
  • Energi
  • Infrastruktur
  • Pariwisata
  • Kemaritiman
  • Pertanian

Tumbuh 4,15 Persen, Menperin Percaya Industri Pengolahan Penggerak Utama Ekonomi Nasional

  • Rabu, 06/11/2019 05:36
  • Oleh DeeWaluyo
Berita Lainnya
  • Kemenkes Kolaborasikan Diplomasi Ekonomi Sektor Kesehatan
  • Menhan Optimistis Terwujudnya Kemandirian Industri Pertahanan Nasional
  • Peluang Besar Indonesia - Korea Kerja Sama Tumbuhkan Industri Kreatif
  • Wamenhan Paparkan Program Prioritas 5 Tahun ke Depan
Industri tektil. (Foto: Kemenperin)

JPP, JAKARTA - Industri pengolahan konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB) nasional, termasuk pada triwulan III tahun 2019 yang mencapai 19,62 persen. Sementara itu, laju industri pengolahan tercatat tumbuh 4,15 persen secara tahunan (y-o-y).

“Kita melihat industri pengolahan masih menjadi salah satu motor penggerak utama pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (05/11/2019).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2019, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha industri pengolahan sebesar 0,86 persen. Sedangkan, di periode yang sama, pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,02 persen.

Pertumbuhan 5,02 persen tersebut, dinilai masih cukup baik di tengah kondisi ekonomi regional yang mengalami ketidakpastian akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Indonesia masih cukup tahan menghadapi ketegangan perang dua negara itu yang tercatat sebagai mitra dagang utama.

BPS merinci, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 8,33 persen (y-o-y), karena didukung oleh peningkatan crude palm oil (CPO) yang sejalan dengan konsumsi domestik CPO. Industri furnitur juga tercatat tumbuh 6,93 persen (y-o-y) lantaran didorong meningkatnya permintaan dari luar negeri.

Menperin Agus menegaskan, pihaknya tetap fokus untuk semakin meningkatkan daya saing industri nasional agar bisa lebih kompetitif di kancah global. Oleh karena itu, berbagai langkah strategis akan dijalankan untuk merevitalisasi industri manufaktur di dalam negeri.

“Kami terus memacu produktivitas industri kita supaya bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik dan mengisi permintaan ekspor. Apalagi, Indonesia punya pasar yang sangat besar. Ini yang menjadi potensi bagi kita," tuturnya.

Kemudian, kebijakan hilirisasi akan terus dijalankan guna meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Upaya strategis ini dinilai memberikan efek berganda yang luas bagi perekonomian, seperti pada peningkatan penyerapan tenaga kerja dan penerimaan devisa dari ekspor.

Iklim investasi kondusif

Menperin Agus menyampaikan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui beberapa upaya strategis. Misalnya, memberikan kemudahan izin usaha serta memfasilitasi insentif fiskal dan nonfiskal.

“Dengan adanya investasi masuk, kita akan bisa memperkuat struktur industri manufaktur di dalam negeri. Dari investasi itu juga bisa memacu produktivitas dan menghasilkan produk substitusi impor,” ujarnya.

Guna menggenjot daya saing industri nasional, diperlukan pula perbaikan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Berikutnya, dukungan ketersediaan bahan baku, sumber daya manusia kompeten, dan suplai energi yang cukup dengan harga yang kompetitif.

Di samping itu, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan untuk melakukan transformasi sektor manufaktur di dalam negeri supaya mampu menghadapi perkembangan era industri 4.0. Implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 diyakini akan membangkitkan kembali industri manufaktur di Tanah Air.

Dengan pemanfaatan teknologi industri 4.0, akan mendorong peningkatan produktivitas sektor industri secara lebih efisien. Hal ini karena telah terbangunnya konektivitas melalui teknologi digital. Misalnya, menggunakan internet of things atau artificial intelligence, paparnya.

Kemudian, Pemerintah juga berupaya memperluas akses pasar ekspor untuk industri manufaktur. Sebab, selama ini produk pengolahan nonmigas menjadi andalan dalam pencapaian nilai ekspor nasional. Misalnya, kita perluas pasar ekspor ke negara-negara potensial seperti di Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika, sebut Agus.

Menperin menambahkan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, pemerintah memprioritaskan pengembangan lima sektor manufaktur yang dinilai mampu memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Kelima sektor tersebut, yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika. Tidak hanya menyasar kepada sektor skala besar saja, kami juga tetap memprioritaskan pada pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang juga menunjukkan geliat yang baik untuk berperan meningkatkan pertumbuhan sektor industri manufaktur, tandasnya. (ind)

  • Tags:
  • Menperin Agus Gumiwang
  • Pertumbuhan Ekonomi
  • BPS
  • Industri 4.0

Lihat Juga

Kembangkan Ikan Lokal, KKP Tebar 50.000 Benih Nilem di Waduk GOR Jakabaring

KKP -Dubes Tiongkok, Bahas Penyerapan Tenaga Lokal Industri Perikanan

Menko Luhut: Sudah Saatnya Negara-Negara Pulau Mewujudkan Komitmen

Permintaan Perikanan Secara Online Meningkat Dampak Perang Dagang

Menlu: RCEP Miliki Kekuatan Besar

Berita Terbaru

  • Digitalisasi Mempercepat Pemberdayaan di Desa

  • Enam Pihak Ini Lakukan Pengawasan Penggunaan Dana Desa di Jabar

  • Desa Malaadministrasi, Kemendagri: Dari Kades Berhenti Hingga Warganya Pindah Lokasi

  • Kemenkeu Jelaskan Alasan Desain Laporan Administratif Dana Desa Dipermudah

Terpopuler

  • 01

    Kapolda: 2 Anggota TNI Korban Ledakan Granat Asap di Monas

  • 02

    Peluang Besar Indonesia - Korea Kerja Sama Tumbuhkan Industri Kreatif

  • 03

    Kejar Target Bauran Energi 2025 Butuh Investasi EBT Hingga USD36,95 Miliar

  • 04

    The Straits Times Nobatkan Presiden Jokowi sebagai Asian of the Year 2019

  • 05

    Terobosan Lagi, Surat Pindah Bisa Diurus di Dukcapil Terdekat

  • 06

    Ini Daftar ASN Berprestasi Penerima Anugerah ASN 2019

  • 07

    Hindari Penyesatan Informasi, Kemenhub Imbau Masyarakat Hati-Hati Beli Tiket Pesawat ‘Online’

  • 08

    Sekjen: Kemenag Dukung Penuh Tindaklanjut Inpres Nomor 7 Tahun 2019

  • 09

    Merentas Jalan Kemandirian Penyandang Disabilitas

  • 10

    Peran Nyata Indonesia di Dewan Keamanan PBB

 

 

© Copyright 2019 jpp.go.id

  • Home
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer