• Selasa, 10 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Magazine
  • Indeks
Energi

Ikuti Jejak Indonesia, Sejumlah Negara Tetangga Gunakan Biodiesel

Pemerintahan

Peringati Hakordia, ESDM Raih Pengelola LHKPN Terbaik

Kemaritiman

Peringati Hakordia, Tekad KKP Wujudkan Kementerian Bersih Tanpa Korupsi

Hukum

Pemerintah Masih Mempertimbangkan Perppu KPK

  • Selasa, 10 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Ekonomi
  • Perdagangan
  • Industri
  • Keuangan
  • Energi
  • Infrastruktur
  • Pariwisata
  • Kemaritiman
  • Pertanian

Hebatnya Empat Desa Wisata Ini Masuk Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia

  • Selasa, 29/10/2019 08:19
  • Oleh DeeWaluyo
Berita Lainnya
  • Potensi KORPRI dalam Revolusi Mental dan Pembangunan Desa
  • Wisata Religi Tanah Bunda Melayu
  • Menkumham Resmikan 130 Desa Sadar Hukum di Jawa Barat
  • Presiden: Ke Mana Berlibur Akhir Tahun? Di Dalam Negeri, Kita Kembangkan Destinasi Wisata Baru
Desa Pemuteran di Bali (Foto: Kemenparekraf)

JPP, JAKARTA - Empat Desa wisata di Indonesia yaitu Desa Pemuteran (Bali), Desa Penglipuran (Bali), Desa Wisata Nglanggeran (Yogyakarta), dan Desa Pentingsari (Yogyakarta) masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan di Dunia versi Global Green Destinations Days (GGDD).

Penghargaan Sustainable Destinations Top 100 adalah program tahunan Green Destinations Foundation yang bertujuan memamerkan cerita sukses dan praktik pariwisata berkelanjutan dari destinasi pariwisata di seluruh dunia. 

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dadang Rizki Ratman di Jakarta, Senin (28/10/2019) menjelaskan, ke-4 destinasi tersebut mampu bersaing di level internasional karena memakai pedoman yang sudah berstandar internasional. 


Wisman ikut menari di Desa wisata Nglanggeran, DIY. (Foto: Kemenparekraf)

“Konsep Desa Penglipuran misalnya yang masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan dunia, salah satunya karena desa itu dianggap bisa mempertahankan sisi tradisional dan kelestarian lingkungannya,” ujar Dadang. 

Menurut Dadang, penataan desa dan bangunan tradisional di Desa Penglipuran masih terjaga utuh. Begitu juga dengan 75 hektare hutan bambu dan 10 hektare vegetasi yang masih terawat. Inilah yang menjadi ciri khas Penglipuran selama ini.

“Meski mayoritas penduduk sudah menganut hidup modern tapi nuansa tradisional khas Bali tidak hilang begitu saja. Kini, Desa Penglipuran jadi salah satu destinasi wisata populer di Indonesia,” katanya.

Demikian juga ketiga desa wisata lainnya yang menjaga keseimbangan dalam mengelola desa wisata dengan mendapatkan manfaat ekonomi dari melestarikan budaya dan alam sekitar desa.

Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata dan Ekomomi Kreatif, Valerina Daniel menambahkan, keempat desa wisata tersebut masuk dalam kategori Konservasi Lingkungan, Pemanfaatan Ekonomi untuk Masyarakat Lokal, dan Sosial-Budaya. 

“Nantinya, destinasi yang berada di peringkat teratas pada daftar Sustainable Destinations Top 100 akan diundang untuk menerima ‘Best of Top 100’ di ITB Berlin 2020,” kata Valerina Daniel.

Ketua Dewan Pariwisata Berkelanjutan I Gede Ardika menggaris bawahi peranan stakeholder terutama para pelaku pariwisata di daerah yang berkomitmen dalam penerapan standar destinasi pariwisata berkelanjutan. Sehingga lebih banyak lagi destinasi pariwisata di Indonesia yang berjalan dengan prinsip berkelanjutan. 

“Kita perlu kolaborasi dengan pemda dan pelaku pariwisata dan para juara di desa wisata atau destinasi pariwisata tersebut,” kata Ardika. (par)

  • Tags:
  • Kemenparekraf
  • Desa Wisata
  • Pariwisata Berkelanjutan

Lihat Juga

BPJS Siapkan Pelayanan untuk Masyarakat yang Ingin Turun Kelas

Kemenkes dan BPJS Kesehatan Siap Antisipasi Migrasi Kelas JKN

DJSN: Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Tingkatkan Kualitas Pelayanan

Kemenkes: Sistem Rujukan Pasien Diperbaiki

Antisipasi Penurunan Kelas, DJSN Minta Kemenkes Pastikan Kesiapan Faskes

Berita Terbaru

  • Kemerdekaan dan Kualitas Manusia Indonesia

  • Makna Simbolis Rekonsiliasi MRT

  • Persatuan dan Rekonsiliasi Substanstif

  • Mempercepat Denyut Birokrasi

Terpopuler

  • 01

    Peluang Besar Indonesia - Korea Kerja Sama Tumbuhkan Industri Kreatif

  • 02

    Kejar Target Bauran Energi 2025 Butuh Investasi EBT Hingga USD36,95 Miliar

  • 03

    The Straits Times Nobatkan Presiden Jokowi sebagai Asian of the Year 2019

  • 04

    Terobosan Lagi, Surat Pindah Bisa Diurus di Dukcapil Terdekat

  • 05

    Sekjen: Kemenag Dukung Penuh Tindaklanjut Inpres Nomor 7 Tahun 2019

  • 06

    Indonesia Menjadi Produsen Sekaligus Konsumen Terbesar Minyak Sawit

  • 07

    Filosofi “Ala Bisa Karena Biasa” dalam Pembinaan Atlet Tembak TNI

  • 08

    Pusat Kerukunan Umat Beragama Petakan Isu Toleransi Selama 2019

  • 09

    Saran Menko Luhut Kepada Para Investor: Transfer Teknologi Membuat Anda Akan Terus Diingat

  • 10

    Kemenag Tarik Soal Ujian Semester tentang Khilafah

 

 

© Copyright 2019 jpp.go.id

  • Home
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer