• Kamis, 21 Pebruari 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
Lingkungan Hidup

Menteri Basuki : Pengurangan Sampah Tidak Hanya Mengandalkan Infrastruktur Namun Juga Kesadaran Masyarakat  

Pertanian

Kementan Pastikan Tidak Ada Perusahaan Pakan Impor Gandum 3,1 Juta Ton di 2017

Infrastruktur

Kementerian PUPR Bangun Rusun Khusus Paspampres

Peristiwa

Presiden dan Ibu Negara Jenguk Ibu Ani Yudhoyono di Singapura

  • Kamis, 21 Pebruari 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Ekonomi
  • Perdagangan
  • Industri
  • Energi
  • Infrastruktur
  • Pariwisata
  • Kemaritiman
  • Pertanian

Ini Alasan Inflasi Pangan Indonesia Berpotensi Terendah di Dunia

  • Rabu, 23/01/2019 19:10
  • Oleh DeeWaluyo
Berita Lainnya
  • Menteri Amran: Kementan Sudah Bisa Kembangkan Bahan Bakar Biodisel B-100 
  • Di Sukabumi, Menteri Amran Lepas Ekspor Manggis
  • Kunker ke Madura, Mentan Salurkan Bantuan Pertanian Rp 10 Miliar
  • Menteri Amran Saksikan Banjir Jagung di Tuban
Mentan Amran Sulaiman berdialog dengan ibu petani (Foto: Dok. Kementan)

JPP, JAKARTA – Indonesia telah menjadi negara yang mencapai penurunan angka inflasi bahan makanan tertinggi di dunia, melampaui negara maju seperti Jerman, Kanada, Belanda serta Jepang. Termasuk juga beberapa negara tetangga. 

Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman optimistis, Indonesia bisa mengalahkan negara lain, termasuk Amerika Serikat. "(Indonesia) melompati 12 negara. Yang menarik adalah Netherland (Belanda) kita lompati, Jerman, Kanada, Jepang, Emirat Arab, Filipina, Malaysia, semua yang jagoan," ujar Amran di Jakarta, Rabu (23/1/2019), mengutip laporan Food and Agriculture (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) tahun 2019 ini.

Berdasarkan laporan FAO, inflasi pangan Indonesia yang pada tahun 2013 sebesar 11,71 persen, turun drastis menjadi 1,26 persen pada tahun 2017. Dibandingkan negara-negara lain peringkat inflasi Indonesia membaik dari nomor 3 tertinggi di dunia menjadi nomor 15. Lebih baik dari Inggris, Malaysia, Jerman, Belanda, Jepang dan Amerika Serikat.

Amran meyakini dengan berbagai program unggulan dan upaya yang dilakukan, Indonesia bisa menempati peringkat nomor 1 penurunan tinggi inflasi mengalahkan Thailand.

"Nah ini (saya harap) nanti mengalahkan Amerika, Thailand dan kita akan geser semua. Amerika kita bisa kalahkan, ini kan 12 negara itu langsung kita patahkan. Kalau kita lompat kita usahakan nomor 1 dunia," pungkas Amran.

Bagaimana bisa melampaui capaian negara Thailand yang memiliki tingkat inflasi hanya sebesar 0,20 persen ? Menurut Mentan yaitu terus meningkatkan produksi komoditas hasil tani strategis. Dengan begitu, Indonesia akan semakin mandiri dalam hal pemenuhan bahan pangan. Dan bila produksi lebih dari cukup, pemerintah dapat lebih mudah mengendalikan stabilitas harga bahan pangan.

"Karena kenapa? Ini akan kesulitan sekarang, melempar bawang dulu ke Indonesia tidak bisa, pasti produksinya anjlok petaninya kan, nah nanti dia kekurangan (stok bawang) harga dia naik, karena lemparannya Thailand ke Indonesia, makanya aku yakin kita kalahkan nanti," tutur Amran.

Rendahnya angka inflasi pangan, menurut Amran akan berkontribusi pada rendahnya angka inflasi umum, dan pertumbuhan perekonomian Indonesia. 

"Ini (pangan) posisi nomor satu menyumbang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan inflasi," kata Amran.

Rapor Bagus dari BPS

Selama empat tahun terakhir, khususnya pada rentang waktu 2014 hingga 2017, sektor pertanian Indonesia memang mengalami penurunan inflasi cukup signifikan.

Seperti yang kerap disampaikan Mentan Amran dalam berbagai kesempatan, bahwa capaian penurunan inflasi mencapai angka 1,26 persen pada 2017 lalu. Menurutnya, angka tersebut merupakan capaian 'pertama' dalam sejarah kementerian yang dipimpinnya.

"Ini menarik, prestasi mungkin pertama dalam sejarah republik ini, inflasi bahan makanan, kami (sejak) serah terima jabatan (angka inflasi dari) 10 persen (turun) menjadi 1 persen," ujar Amran.

Selain laporan FAO, penurunan itu juga teramati dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS). Bahwa pada 2014 lalu angka inflasi mencapai 10,57 persen. Kemudian mengalami penurunan sebanyak 88 persen hingga menyentuh angka 1,26 persen pada 2017. Bagi Amran ini capaian ini semacam “rapor bagus” dari BPS. 

"Inilah rohnya pertanian, inilah rapornya pertanian, selesai," jelas Amran

Sambil terus berpacu untuk mempertahankan dan memperbaiki angka inflasi pangan, Kementan melakukan penyempurnaan dalam program kerjanya di bidang Regulasi serta Penataan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen. (tan)

  • Tags:
  • Mentan Amran Sulaiman
  • Inflasi
  • Pangan
  • FAO

Lihat Juga

Rakernas FKPT 2019 Perkuat Soliditas Daerah Cegah Terorisme Lewat Kearifan Lokal

Festival Cap Go Meh Singkawang Masuk Inventarisasi KIK-EBT

Kemendagri Selenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tk. II

Menhub: Bandara Sukadana Kayong Utara Akan Mulai Dibangun Tahun Depan

Digelar 23-24 Februari, Mendikbud Serahkan 1.310 Soal Seleksi PPPK ke Menteri PANRB

Berita Terbaru

  • Kinerja APBN Januari 2019 Berjalan Sesuai Target

  • RUPTL 2019-2028, Lebih Efisien

  • Bulan Depan Diresmikan Presiden, Tarif MRT Jakarta Diusulkan Rp8.500 – Rp10.000

  • Diplomasi Kuliner Garuda, Hadirkan Beragam Masakan Nusantara

Terpopuler

  • 01

    Bantu Daerah Sulit Air, Kementerian ESDM Serahkan 11 Sumur Bor Bagi Warga Gunungkidul

  • 02

    Bakamla RI Undang 2 Coast Guard Negara Teluk Hadiri HACGAM dan MSDE 

  • 03

    Begini Sensasi Nomadic Tourism di Glamping De’Loano Purworejo

  • 04

    Dilewati Jalur Cincin Api, Presiden Ingatkan Masyarakat Harus Siap Hadapi Bencana

  • 05

    Lantik 173 PNS Baru, Mensesneg: ‘Welcome to The Block’ Lembaga Kepresidenan

  • 06

    Menteri Basuki: Saatnya Memiliki Rumah Insinyur

  • 07

    Hasil Perundingan Freeport, Yang Berlaku Yang Dimulai Sejak Menteri Jonan 

  • 08

    Indonesia Kembali Tegaskan Dukungan Bagi Kemerdekaan Palestina

  • 09

    Pawai Ribuan Tatung, Puncak Festival Cap Go Meh di Singkawang 2019 

  • 10

    Bulan Depan Diresmikan Presiden, Tarif MRT Jakarta Diusulkan Rp8.500 – Rp10.000

 

 

© Copyright 2019 jpp.go.id

  • Home
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer