• Rabu, 11 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Magazine
  • Indeks
Infrastruktur

Rayakan Harnus 2019, Kementerian PUPR Bangun Rumah Nelayan dan Bedah RTLH

Kemaritiman

Galadinner Puncak Hari Nusantara akan Dihadiri Presiden Joko Widodo

Kemaritiman

Sekjen KemenPUPR: Hari Nusantara Dibuka dengan Acara Mancing Mania

Kemaritiman

Kementerian PUPR Mendukung Penuh Peringatan Hari Nusantara di Pariaman

  • Rabu, 11 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Humaniora
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • IPTEK
  • Sosial Budaya
  • Perdesaan
  • Lingkungan Hidup
  • Bencana

Begini Penjelasan Kemenristekdikti Soal Indonesia belum Miliki Brand Nasional

  • Rabu, 17/07/2019 18:37
  • Oleh R Nuraini
Berita Lainnya
  • Dirjen Kemenhub: Indonesia Punya 22 Ribu Pelaut Perempuan
  • Pemerintah Komit Pertahankan dan Tingkatkan Prinsip Cabotage
  • Kemenkumham: Menurut Riset Alvara, Ada 19,4 % ASN Tidak Setuju Ideologi Pancasila
  • Penguatan Nasionalisme, Menag: Saudi pun Sudah Bicara Identitas Nasional
Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati. (Antaranews/Muhammad Zulfikar).

JPP, JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan Indonesia hingga kini belum memiliki produk yang berskala brand nasional. Pemaparan disampaikan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti Muhammad Dimyati, di Jakarta, Rabu (17/7/2019). "Banyak persoalan kenapa kita belum memiliki nation brand yang mendunia di antaranya keterbatasan dalam berbagai hal terkait riset," katanya.

Keterbatasan tersebut meliputi sumber daya, kegiatan riset itu sendiri, pendanaan dan terintegrasinya peneliti-peneliti Indonesia. Selama ini, ia menilai riset yang dilakukan oleh peneliti di Indonesia cenderung dikerjakan secara pribadi tanpa melibatkan pihak lain. Padahal, langkah itu dinilainya kurang tepat.

Ia menjelaskan untuk menghasilkan sebuah hasil riset atau produk yang berbasis brand nasional, maka peneliti harus saling bekerja sama atau keroyokan sehingga hasil risetnya lebih baik. Langkah tersebut sudah teruji, yakni produk-produk yang telah mendunia merupakan hasil riset yang dilakukan oleh banyak orang dan bukan individu. "Bahkan nobel juga dihasilkan dari keroyokan peneliti," katanya.

Oleh karena itu, ke depan ia mendorong para peneliti agar bekerja sama sehingga mampu menghasilkan sebuah hasil riset yang nasional brand. Pemerintah telah mengeluarkan peraturan agar peneliti bisa menghasilkan nasional brand. Aturan tersebut seperti Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 tahun 2018 yang menjelaskan mekanisme riset dengan begitu sederhana serta mendorong perbaikan untuk ekosistem.

Terkait masih tingginya penggunaan inovasi dari luar, ia menilai hal tersebut bentuk dari sikap masyarakat Indonesia kurang menghargai diri sendiri. Padahal, berbagai produk yang dihasilkan melalui riset dalam negeri belum tentu kalah. "Berbagai hasil riset yang dijadikan sebagai produk dalam negeri tersebut belum tentu kalah bersaing dengan produk dari luar negeri," ujar dia. (ant)

  • Tags:
  • Brand Nasional
  • Kemenristekdikti
  • Direktur Jenderal Penguatan Riset Dan Pengembangan
  • Kemenristekdikti

Lihat Juga

Proyek 35 PTKIN yang Didanai SBSN Tuntas Desember 2019

Perpres Nomor 72 Tahun 2019 Diterbitkan untuk Atur Organisasi Kemendikbud 

Sah! Pendidikan Tinggi Kembali di Bawah Naungan Kemendikbud

SPM Pendidikan Jadi Acuan Guru dan Tenaga Kependidikan

Pendidikan Sistem Ganda SMK, Indonesia Belajar dari Jerman

Berita Terbaru

  • KPU Laporkan Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu ke Presiden

  • Peringati Sumpah Pemuda, Sekjen Kemendagri Ajak Elemen Bangsa Bersatu

  • Presiden Optimistis Target Indonesia Negara 5 Besar Ekonomi Dunia 2045 Tercapai

  • Pidato Presiden RI Periode 2019-2024: Lima Hal Besar untuk Lima Tahun Mendatang

Terpopuler

  • 01

    The Straits Times Nobatkan Presiden Jokowi sebagai Asian of the Year 2019

  • 02

    Terobosan Lagi, Surat Pindah Bisa Diurus di Dukcapil Terdekat

  • 03

    Indonesia Menjadi Produsen Sekaligus Konsumen Terbesar Minyak Sawit

  • 04

    Pusat Kerukunan Umat Beragama Petakan Isu Toleransi Selama 2019

  • 05

    Kementerian PANRB: Pencegahan Radikalisme Dimulai Sejak Seleksi CPNS 

  • 06

    Empat Pokok Kebijakan Pendidikan “Merdeka Belajar”

  • 07

    Rasa Bangga Praveen Jordan/Melati Daeva Sumbangkan Emas SEA Games 2019

  • 08

    Ikuti Jejak Indonesia, Sejumlah Negara Tetangga Gunakan Biodiesel

  • 09

    Sekjen: Kemenag Dukung Penuh Tindaklanjut Inpres Nomor 7 Tahun 2019

  • 10

    Hemat Devisa, Minyak Biodisel Sanggup Gantikan Impor Solar Senilai Rp 51,73 Triliun

 

 

© Copyright 2019 jpp.go.id

  • Home
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer