• Selasa, 10 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Magazine
  • Indeks
Pemerintahan

Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

Pemerintahan

Kemenkumham: Menurut Riset Alvara, Ada 19,4 % ASN Tidak Setuju Ideologi Pancasila

Pemerintahan

Banyak yang Lupa dengan Janji ASN yang Harus Setia kepada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI

Pemerintahan

Sekjen Kemkominfo: SKB 11 Menteri Lindungi ASN dari Hak dan Kewajibannya

  • Selasa, 10 Desember 2019
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Berita Foto
  • Berita Video
  • Infografis
  • Indeks
  • Home
  • Humaniora
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • IPTEK
  • Sosial Budaya
  • Perdesaan
  • Lingkungan Hidup
  • Bencana

Menristek Dorong IPB Ubah Model Bisnis Sektor Pertanian

  • Rabu, 06/11/2019 14:45
  • Oleh Wisnubro
Berita Lainnya
  • Pendataan Ulang Seluruh Perkebunan Sawit
  • Pemerintah Berharap, Produksi Kelapa Sawit Kian Kerek Kesejahteraan Rakyat
  • Hemat Devisa, Minyak Biodisel Sanggup Gantikan Impor Solar Senilai Rp 51,73 Triliun
  • Air Surut, 104 Rumah Warga Terdampak Banjir Bandang Melawi
Menristek Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro memnberikan arahan kepada Alumni IPB dan Sekolah Bisnis IPB di Jakarta, November 2019 (Kemenristek)

JPP JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mendorong lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memperbaiki model bisnis dari sektor pertanian di Indonesia. Model bisnis yang inovatif diharapkan dapat membuat sejahtera para alumni Sekolah Bisnis IPB, petani, maupun nelayan di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menristek/Kepala BRIN saat memberikan sambutan pada National Seminar Rebooting Business Mindset towards VUCA WORLD dalam rangka Pelepasan Alumni Tahun 2019 Sekolah Bisnis–Institut Pertanian Bogor di Jakarta, Sabtu (02/11/2019).

"Berdasarkan data kemiskinan di Indonesia saat ini, data terakhir dari 9,4% itu setara sekitar 25 juta penduduk di Indonesia masih miskin. Mayoritas dari 25 juta penduduk itu adalah mereka yang dikategorikan sebagai petani dan nelayan. Meskipun mereka ini adalah mayoritas pekerja yang ada di Indonesia tetapi mereka juga adalah mayoritas dari kelompok miskin," ungkap Bambang Brodjonegoro.

Menristek menambahkana, situasi tersebut merupakan tantangan yang dihadapi bersama terutama civitas akademika IPB dan para alumni serta Sekolah Bisnis IPB yaitu bagaimana menyejahterakan dan mengeluarkan mereka dari kemiskinan dengan model bisnis bisa diterapkan di lapangan.

Lebih lanjut Menteri Bambang menekankan agar IPB tetap bisa menjaga output dari sektor pertanian, tidak sekadar hanya untuk mendorong kegiatan ekonomi saja, tetapi yang lebih penting lagi mengembangkan produktivitas dari sektor pertanian itu sendiri.

"Sampai hari ini statistik masih menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor dengan tenaga kerja yang paling besar," jelas Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia itu.

"Ini artinya jika kita gagal membangun sektor pertanian, kita gagal mensejahterakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu perlu diberikan perhatian khusus terhadap masalah pertanian. Pertanian harus selalu menjadi rohnya IPB sesuai dengan trademark-nya IPB, meskipun tentunya IPB harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan ekonomi," tutur Menristek/Kepala BRIN.

Menteri Bambang yakin para alumni IPB dapat mensejahterakan petani Indonesia sebagaimana para petani di negara maju selama pertanian Indonesia berdasarkan inovasi, riset, dan teknologi.

"Teknologi harus kita kembangkan seoptimal mungkin, inovasi juga harus kita dorong tetapi kita tidak boleh lupa akar permasalahan yang masih harus kita bereskan yaitu kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran dan juga khususnya untuk pertanian saya harapkan dengan bekal ilmu lulusan yang sudah cukup mumpuni di level S1, S2, dan S3.  Untuk itu coba pikirkan The New Business Model For Indonesia Agriculture yang akan membuat petani Indonesia bisa menjadi bangga seperti Australian Farmer atau American Farmer yang mendapat manfaat besar dari sektor pertanian," imbuh Bambang Brodjonegoro.

Menyikapi kondisi tersebut, Rektor IPB Arif Satria mengatakan bahwa saat ini Indonesia tengah memasuki era revolusi industri 4.0 di mana teknologi memberikan pengaruh lebih besar kepada masyarakat ketimbang era revolusi industri sebelumnya. Rektor IPB menyebutkan era revolusi industri saat ini memiliki empat tantangan, yaitu volatility (kecepatan berubah), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kerumitan) dan ambiguity (ketidakjelasan) (VUCA) yang bisa membuat lulusan perguruan tinggi dalam posisi fragile (rentan).

"Akan tetapi jika kita menyikapi VUCA sebagai vision (pandangan ke depan), understanding (pemahaman), clarity (kepastian), dan agility (kecepatan bertindak) maka VUCA akan membuat kita agile (lincah). Jadi bagaimana kita membuat fragile menjadi agile? itu adalah tantangan kita bersama. Dalam menghadapi VUCA ini ada skill-skill yang tentu sangat kita perlukan, kecepatan perubahan akibat teknologi digital yang sangat luar biasa tentu memerlukan mindset masa depan, orientasi masa depan, dan juga kemampuan visi jangka panjang dari kita semua," ungkap Rektor IPB Arif Satria.

Arif Satria mengungkapkan saat ini negara-negara lain sudah mengidentifikasi skill-skill apa yang dibutuhkan dalam menghadapi VUCA ini. Soft skill merupakan suatu keharusan dan keniscayaan dalam menghadapi era VUCA ini.

"Kami berharap lulusan S1, S2, dan S3 segera bergabung ke Himpunan Alumni IPB dan juga alumni ini bersinergi dengan kampus ini. Dan tetap mencirikan tiga hal yang merupakan ciri khas IPB yaitu memiliki integritas yang bagus, memiliki inovasi yang bagus, dan memiliki kemampuan inspirasi yang dahsyat," ungkap Rektor IPB.

Turut hadir pada acara ini Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Civitas Akademika serta tamu undangan lainnya.(ris)

 

  • Tags:
  • Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro
  • Teknologi Pertanian
  • Model Bisnis Pertanian
  • Rektor IPB Ari

Lihat Juga

Mendagri Tegaskan Stunting adalah Masalah Bersama

Menkes dan Mendagri Beri Penghargaan Swasti Saba

Mendagri: Kesehatan Jadi Ukuran Keberhasilan Pembangunan

BPJS Kesehatan-Persi Janjikan Perbaikan Tiga Layanan JKN di RS

Tak Gunakan Uang Negara, Kejuaraan Piala Presiden Bola Basket 2019 Diapresiasi

Berita Terbaru

  • Menkumham Dorong Seluruh Kabupaten/Kota Jadi Daerah Peduli HAM

  • Ajak Biasakan Hidup Disiplin, Presiden: Korupsi Dimulai dari Hal-Hal Kecil

  • Menkominfo: UU PDP Segera Dikeluarkan

  • Pemerintah Masih Mempertimbangkan Perppu KPK

Terpopuler

  • 01

    Peluang Besar Indonesia - Korea Kerja Sama Tumbuhkan Industri Kreatif

  • 02

    Kejar Target Bauran Energi 2025 Butuh Investasi EBT Hingga USD36,95 Miliar

  • 03

    The Straits Times Nobatkan Presiden Jokowi sebagai Asian of the Year 2019

  • 04

    Terobosan Lagi, Surat Pindah Bisa Diurus di Dukcapil Terdekat

  • 05

    Indonesia Menjadi Produsen Sekaligus Konsumen Terbesar Minyak Sawit

  • 06

    Pusat Kerukunan Umat Beragama Petakan Isu Toleransi Selama 2019

  • 07

    Sekjen: Kemenag Dukung Penuh Tindaklanjut Inpres Nomor 7 Tahun 2019

  • 08

    Ikuti Jejak Indonesia, Sejumlah Negara Tetangga Gunakan Biodiesel

  • 09

    Filosofi “Ala Bisa Karena Biasa” dalam Pembinaan Atlet Tembak TNI

  • 10

    Saran Menko Luhut Kepada Para Investor: Transfer Teknologi Membuat Anda Akan Terus Diingat

 

 

© Copyright 2019 jpp.go.id

  • Home
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Disclaimer