
JPP JAKARTA - Pada Senin (11/12/2017) ini, Kementerian Kesehatan bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen melaksanakan kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk mengatasi difteri yang menjangkiti sejumlah wilayah di ibu kota.
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan melakukan sosialisasi program penanggulangan penyakit difteri di Jakarta secara serentak di SMA Negeri 33 Jakarta Barat.
Kedatangan Anies dan Nila disambut dengan musik marawis dari para siswa SMA Negeri 33 Jakarta Barat.
Sasaran ORI Jakarta Utara dan Jakarta Barat berjumlah 1.238.283 jiwa. ORI dilakukan di seluruh sekolah TK, PAUD, SD/MI, SMP/MTs serta perguruan tinggi. Selain itu juga dilakukan di fasilitas kesehatan, RSUD serta tempat lain seperti daycare, apartemen dan rusun.
Program ORI dilakukan dengan kerja sama lintas sektor melibatkan di antaranya Dinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat (Diskominfomas) DKI Jakarta, Dinas Sosial DKI Jakarta, RT, RW dan Kader Kesehatan.
Di Jakarta wilayah prioritas untuk penemberian imunisasi adalah Jakarta Barat dan Jakarta Utara untuk selanjutnya menyasar wilayah lain. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kasus difteri di wilayahnya kecenderungan meningkat tiap tahun.
Sasaran ORI Jakarta Utara dan Jakarta Barat berjumlah 1.238.283 jiwa. ORI dilakukan di seluruh sekolah TK, PAUD, SD/MI, SMP/MTs serta perguruan tinggi. Selain itu juga dilakukan di fasilitas kesehatan, RSUD serta tempat lain seperti daycare, apartemen dan rusun.
Gubernur Anies mengatakan dalam empat tahun terakhir ada 25 kasus difteri di Jakarta dan kegiatan ORI dimulai di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
"Kita harapkan sebelum Asian Games, Jakarta sudah bebas dan aman dari difteri. Kasus difteri banyak terjadi di wilayah Jakarta Utara pada usia -15 tahun," kata Anies Baswedan.
Terus Meningkat
Tercatat untuk tahun 2014 ada 4 kasus di Jakarta, kemudian meningkat 9 kasus pada tahun berikutnya. Tahun 2016, sebanyak 17 kasus dan untuk tahun 2017 per 11 Desember meningkat menjadi 25 kasus dengan korban meninggal dunia 2 orang.
Menurut Anies, kondisi tersebut tentu bukan berita yang menggembirakan.
"Semua wilayah kota daratan terkena difteri sementara Kepulauan Seribu tidak ada kasus. DKI kejadian luar biasa (KLB) difteri. Trennya meningkat. Temuan selama ini, difteri di Jakarta hanya di daratan dan di Kepulauan Seribu tidak muncul," kata Anies.
Gubernur Anies mengatakan imunisasi di Jakarta Utara dan Jakarta, ditargetkan menyasar 1,2 juta orang dengan prioritas usia 1-19 tahun. Kemudian, untuk wilayah lain juga akan diintervensi program ORI dengan target 2,3 juta orang. Anies menargetkan imunisasi untuk difteri rampung pada akhir Desember 2017.
Anies mengakui ada penolakan sejumlah orang tua yang tidak mengizinkan anaknya diberi imunisasi. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menegaskan orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan anaknya imunisasi dan hak anak untuk tumbuh sehat.
Gubernur DKI Jakarta menegaskan untuk imunisasi cuma -cuma alias gratis. Untuk mempermudah mendapatkan vaksin, dapat diperoleh di sekolah, Puskesmas, rumah sakit bahkan mal.
Untuk itu, Anies memerintahkan seluruh jajarannya untuk memobilisasi dan menggalang warga di lingkungannya untuk ikut diimunisasi.
"Yang terkena difteri adalah anak yang tidak diimunisasi. Vaksin aman. Kami instruksikan jajaran Pemprov DKI Jakarta untuk menggalang warganya tidak ada anak yang terlewati. Ini sebagai upaya untuk melindungi anak agar tumbuh dengan sehat. Kita menyayangi anak dengan memberi vaksin bukan justru menjauji anak. Biaya gratis," tegasnya. (kes/ant/rri)